Wed. Apr 24th, 2024

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Better Choice For Better Teacher

Hack forumu

Workshop Pengembangan Kurikulum Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

2 min read

IMG_6872 (2)

Selasa (25/7), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga menyelenggarakan Workshop Pengembangan Kurikulum Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI). Workshop ini diselenggarakan dalam rangka merancang kurikulum prodi BKI sebagai prodi baru di FTIK IAIN Salatiga. Workshop dibuka langsung oleh Dekan FTIK, Suwardi, M.Pd.. Narasumber yang dihadirkan yaitu Dr. Asrowi, M.Pd. dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Dalam sambutannya, Suwardi menyampaikan selamat datang dan terimakasih kepada narasumber yang telah bersedia memberikan pengarahan serta ilmu kepada seluruh dosen prodi BKI IAIN Salatiga. Selain itu, Suwardi juga memohon keikhlasan narasumber untuk terus memberikan pendampingan kepada prodi BKI setelah kegiatan workshop usai. Di akhir sambutan, Suwardi menjelaskan kondisi FTIK IAIN Salatiga. “Saat ini mahasiswa baru FTIK sudah ada 1211 mahasiswa. Dengan demikian kuota mahasiswa baru FTIK telah terpenuhi.” ungkap Suwardi.

Prodi BKI mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme calon mahasiswa yang menjadikan prodi BKI sebagai pilihan utama. Selain itu, prodi BKI juga menerima 1 mahasiswa yang berasal dari Malaysia. Ini menunjukkan keseriusan FTIK IAIN Salatiga dalam membuka prodi BKI. Namun demikian, pada tahun pertama prodi BKI hanya membuka satu kelas terlebih dahulu. Dengan antusiasme masyarakat ini, tentunya menjadi modal serta penambah semangat bagi seluruh stakeholder untuk membangun prodi BKI menjadi prodi yang berkualitas dan memiliki daya saing.

Workshop terbagi ke dalam 2 sesi, yaitu sesi pemaparan oleh narasumber dan sesi diskusi. Pada sesi pemaparan, narasumber menyajikan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Asrowi menegaskan bahwa prodi BKI di IAIN Salatiga harus berbeda dengan Prodi Bimbingan Konseling (BK) pada umumnya. Ciri khas keislamannya harus nampak pada setiap mata kuliah yang disajikan. “Jangan hanya teori BK umum yang disampaikan”, kata Asrowi. Nilai-nilai Islam harus diimplementasikan ke dalam Bimbingan Konseling. Hal ini akan terlihat pada visi  dan misi yang diusung oleh BKI. Perceraian dan penyimpangan akidah merupakan contoh wilayah BKI yang tidak dapat disentuh oleh Bimbingan Konseling pada umumnya. Penyelesaian masalah tersebut perlu dilandasi konsep-konsep konseling islami. “Inilah yang membedakan antara BK dengan BKI. Lulusan BKI harus bisa mengkonseling secara islami”, ungkap Asrowi.

workshop bki 3

Pada sesi diskusi, peserta nampak sangat antusias. Muncul banyak pertanyaan dari dosen-dosen BKI terkait visi dan misi yang akan diusung oleh BKI. Metode penerapan konsep islami dalam mata kuliah prodi BKI juga menjadi  fokus utama pada sesi diskusi ini. Setelah workshop usai, seluruh dosen BKI beserta stakeholder akan bersama-sama menyusun kurikulum prodi BKI sesuai dengan KKNI dan SNPT.

Fakultas Tarbiyah | Newsphere by AF themes.
Hack forumu